Efektifkah Belajar 9 Jam di Sekolah?
Oleh: Muhammad Fitri
Banyak sekolah di Indonesia sekarang yang menggunakan sistem pembelajaran selama 7 jam lebih. Bahkan, ada juga sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tambahan yang memakan waktu kurang lebih selama 9 jam. Jika dipandang secara sekilas, memang sistem ini terlihat baik di mata orang tua. Pasalnya, sistem seperti ini akan memberikan waktu kepada murid untuk menimba ilmu di sekolah.Menghabiskan waktu di sekolah juga dinilai lebih baik dari pada menghabiskan waktu di rumah atau bermain. Meskipun sistem ini terlihat baik, tetapi tidaklah efektif karena tidak memberikan waktu istirahat untuk otak anak.
Memang benar,dengan belajar 9 jam sehari, murid-murid dapat menimba ilmu lebih banyak. Hal ini juga memperbolehkan para murid dan guru untuk mencapai kuota pembelajaran yang harus mereka capai dalam waktu yang tidak lama, 2 semester dan 6 bulan untuk tiap semester. Coba bayangkan jika kegiatan belajar dan mengajar hanya berlangsung dalam waktu 5 jam per hari,pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kuota pembelajaran yang sudah ditentukan.
Bukan hanya itu saja, guru-guru juga akan diminta untuk mengajarkan materi pembelajaran lebih cepat dari seharusnya, yang tentunya akan mempengaruhi pengertian murid itu sendiri dengan materi yang diajarkan. Karena itu, untuk alasan ini sistem pembelajaran 9 jam per hari memanglah bagus untuk digunakan.
Namun perlu diingat juga,bahwa murid-murid serta guru juga memerlukan jam dimana mereka dapat mengistirahatkan baik badan maupun pikiran. Sejauh ini sekolah memberikan waktu istirahat sebanyak 2 kali bagi para murid dan guru, yang biasanya memberikan waktu 15 menit untuk beristirahat dan juga makan siang. Sistem ini dinilai kurang baik untuk badan. Mengapa demikian? Karena belajar terus-menerus dan hanya diperbolehkan untuk beristirahat selama 15 menit tidaklah cukup.
Otak akan terasa lelah apabila dipakai secara terus-menerus, terutama pada siang hari, Waktu-waktu dimana baik badan maupun otak sudah lelah akan aktivitas-aktivitas sebelumnya.
Sering karena terbatasnya waktu siswa dipaksa untuk menggerjakan sekian banyak tugas dalam waktu yang singkat. Bagi siswa sendiri, kejar materi dan tugas yang banyak merupakan suatu tantangan. Bagaimana mereka bisa memahami materi yang begitu banyak dalam waktu yang singkat serta waktu istirahat yang kurang,sehingga menyebabkan kejenuhan berfikir dan belajar.
Belajar itu juga bukan hanya sekedar menghapal tapi yang lebih utama itu adalah memahami, Karena walaupun siswa itu dapat menghapal sebuah pelajaran, belum berarti siswa tersebut mampu memahami dan mengerti tentang pelajaran tersebut. Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa juga untuk istirahat yang cukup agar badan dan otak kita bisa lebih segar. Jika dikaji lebih dalam, sistem pembelajaran yang sudah diterapkan berbagai sekolah di Indonesia belumlah efektif. Melihat dari kurangnya perhatian yang diberikan bagi otak untuk istirahat, alangkah baiknya jika sekolah ataupun pihak yang berwenang memberikan jam istirahat yang lebih pada murid agar mereka dapat melanjutkan aktivitas belajar-mengajar dalam keadaan yang lebih siap dan bugar.
#RuangProductive #21DayWritingChallange #Day5
Oleh: Muhammad Fitri
Banyak sekolah di Indonesia sekarang yang menggunakan sistem pembelajaran selama 7 jam lebih. Bahkan, ada juga sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tambahan yang memakan waktu kurang lebih selama 9 jam. Jika dipandang secara sekilas, memang sistem ini terlihat baik di mata orang tua. Pasalnya, sistem seperti ini akan memberikan waktu kepada murid untuk menimba ilmu di sekolah.Menghabiskan waktu di sekolah juga dinilai lebih baik dari pada menghabiskan waktu di rumah atau bermain. Meskipun sistem ini terlihat baik, tetapi tidaklah efektif karena tidak memberikan waktu istirahat untuk otak anak.
Memang benar,dengan belajar 9 jam sehari, murid-murid dapat menimba ilmu lebih banyak. Hal ini juga memperbolehkan para murid dan guru untuk mencapai kuota pembelajaran yang harus mereka capai dalam waktu yang tidak lama, 2 semester dan 6 bulan untuk tiap semester. Coba bayangkan jika kegiatan belajar dan mengajar hanya berlangsung dalam waktu 5 jam per hari,pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kuota pembelajaran yang sudah ditentukan.
Bukan hanya itu saja, guru-guru juga akan diminta untuk mengajarkan materi pembelajaran lebih cepat dari seharusnya, yang tentunya akan mempengaruhi pengertian murid itu sendiri dengan materi yang diajarkan. Karena itu, untuk alasan ini sistem pembelajaran 9 jam per hari memanglah bagus untuk digunakan.
Namun perlu diingat juga,bahwa murid-murid serta guru juga memerlukan jam dimana mereka dapat mengistirahatkan baik badan maupun pikiran. Sejauh ini sekolah memberikan waktu istirahat sebanyak 2 kali bagi para murid dan guru, yang biasanya memberikan waktu 15 menit untuk beristirahat dan juga makan siang. Sistem ini dinilai kurang baik untuk badan. Mengapa demikian? Karena belajar terus-menerus dan hanya diperbolehkan untuk beristirahat selama 15 menit tidaklah cukup.
Otak akan terasa lelah apabila dipakai secara terus-menerus, terutama pada siang hari, Waktu-waktu dimana baik badan maupun otak sudah lelah akan aktivitas-aktivitas sebelumnya.
Sering karena terbatasnya waktu siswa dipaksa untuk menggerjakan sekian banyak tugas dalam waktu yang singkat. Bagi siswa sendiri, kejar materi dan tugas yang banyak merupakan suatu tantangan. Bagaimana mereka bisa memahami materi yang begitu banyak dalam waktu yang singkat serta waktu istirahat yang kurang,sehingga menyebabkan kejenuhan berfikir dan belajar.
Belajar itu juga bukan hanya sekedar menghapal tapi yang lebih utama itu adalah memahami, Karena walaupun siswa itu dapat menghapal sebuah pelajaran, belum berarti siswa tersebut mampu memahami dan mengerti tentang pelajaran tersebut. Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa juga untuk istirahat yang cukup agar badan dan otak kita bisa lebih segar. Jika dikaji lebih dalam, sistem pembelajaran yang sudah diterapkan berbagai sekolah di Indonesia belumlah efektif. Melihat dari kurangnya perhatian yang diberikan bagi otak untuk istirahat, alangkah baiknya jika sekolah ataupun pihak yang berwenang memberikan jam istirahat yang lebih pada murid agar mereka dapat melanjutkan aktivitas belajar-mengajar dalam keadaan yang lebih siap dan bugar.
#RuangProductive #21DayWritingChallange #Day5
Comments
Post a Comment