Tradisi Panopengan di banyiur Banjarmasin

TRADISI PANOPENGAN DI BANYIUR KOTA BANJARMASIN
Di Kota Banjarmasin tepatrnya di daerah Banyiur ada sebuah kegiatan tradisi yaitu tradisi Panopengan, Anang Kaderi,seorang yang merepukan tutus (keturunan) dari tradisi panopengan ini menceritakan, “ pelaksanaan tradisi panopengan atau memberi makan topeng ini adalah suatu tradisi yang dilakukan secara turun temurun dari keluarganya yang sekarang sudah keturunan ke 4, tradisi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali tepatnya pada bulan muharam namun pada tahun ini waktu pelaksanaanya sudah lewat sehingga dilaksanakan pada bulan safar hal ini lah yang membuat Sang Kala ( yang diberi makan) marah sehingga mengganggu keluargnya sehingga tradisi ini harus dilaksanakan secepat mungkin dan tidak bisa di tunda-tunda lagi” ceritanya.
Menurut cerita dahulu ada sebuah keluarga yang mempunyai anak banyak dan hanya satu orang yang paling nakal(macal) sampai-sampai anak ini sempat diusir untuk pergi dari rumah namun anak ini kembali lagi kerumah untuk meminta makan satu tahun sekali saja dan ini akhirnya disepakati hingga anak tadi menjadi gaib dan munculah tradisi panopengan ini. Tradisi panopengan ini sendiri hanya ada di Banyiur ini dan di Barikin, dulu memang ada juga tradisi panopengan ini di daerah Kampung Melayu namun sekarang sudah tidak ada lagi.
Dalam acara ini ada 41 macam kue (wadai) khas Banjar sebagai sesajen yang mungkin jarang kita dengar sekarang ini, Tradisi ini di gelar di sebuah panggung yang terbuat dari kayu. Di atas panggung inilah para penari topeng menari yang di ikuti oleh musik, dan di panggung inilah berbagai macam sesajen diletakan antara lain kelapa, ketan putih, ketan merah, ketan hitam, ketan hijau, ketan kuning,  telur bebek, ayam, keris, mayang, dupa, wayang, garam, kopi, uang, bunga, beras kuning, darah, roti, urap, bubur merah, bubur putih, sarung( tapih) ,kerupuk peye , 41 macam kue khas Banjar seperti cucur, cincin,dll.

Para penari sendiri merupakan keturunan( tutus) dari tradisi Panopengan ini sendiri dan ada juga dari Mahasiswa Sendratasik yang ikut terlibat dalam acara tradisi panopengan ini , para penari menggunakan baju tari yang warnanya identik dengan warna kuning, topengnya sendiri terbuat dari kayu yang bentuk wajahnya berbagai macam karakter. Pada tahun 2017 ini sendiri Acara tradisi panopengan ini di laksanakan pada hari minggu malam ( malam senin ) tanggal 12 November 2017 di Daerah Banyiur  Kota Banjarmasin. Acaranya dilaksanakan setelah selesai sholat isya sekitar pukul 20:00 – 22:30 wita.

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Kota Banjarmasin